Free Music Sites
Free Music Online

free music at divine-music.info

Thursday, May 9, 2013

Dibalik Konflik Steve Jobs Vs Bill Gates


Sekarang ini, kita tentu mengenal betapa ketatnya persaingan yang terjadi antara Apple dan Google. Kedua perusahaan tersebut secara rutin, terus-menerus mengeluarkan berbagai produk-produk terbaru yang didukung dengan teknologi-teknologi terhebat. Bahkan persaingan tersebut sempat memuncak hingga akhirnya harus berakhir di ruang pengadilan yang melibatkan Apple dan Samsung (yang juga mewakili Google dengan Android-nya).
Namun bagi sebagian pihak, Google hanyalah seorang anak bawang. Pasalnya, perusahaan tersebut bisa disebut sebagai pemain baru di dunia teknologi, bila dibandingkan dua icon penguasa, Microsoft dan Apple. Bahkan bila kita kembali merunut ke belakang, sejarah akan menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi di dunia teknologi, turut dipengaruhi oleh persaingan kedua ikon tersebut, khususnya Steve Jobs dan Bill Gates.
Di dalam artikel sebelumnya, Oktomagazine sempat membahas tentang sejarah berdirinya Apple yang ditukangi oleh Steve Jobs dan Microsoft yang diarsiteki Bill Gates. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa keduanya ternyata sempat terlibat dalam sebuah kerjasama untuk membangun personal computer (PC) pertama di dunia.
Banyak orang yang menyebut Steve Jobs sebagai seorang entrepreneur tersukses di dunia. Pendapat barusan tentu saja didasari oleh kesuksesannya untuk membangun Macintosh generasi pertama. Kesuksesan tersebut pada akhirnya mendapatkan pengakuan yang luar biasa, bahkan hingga saat ini. Namun nyatanya, Apple tidak akan meraih kesuksesan sehebat saat ini bila tidak mendapatkan bantuan dari Microsoft.
Dalam sebuah acara talkshow berjudul “D: All Things Digital”, keduanya dipertemukan duduk saling berdampingan. Di acara yang ditayangkan pada tahun 2007 tersebut, tidak tampak permusuhan di antara keduanya, justru atmosfer keakraban yang muncul dari atas panggung. Bahkan kedua tokoh penting di dunia teknologi tersebut saling melemparkan apresiasi atas masing-masing karyanya.
“(Apple) Mac adalah komputer yang telah memenuhi imajinasi semua orang,” ungkap Gates saat dimintakan pendapatnya mengenai komputer buatan Apple. Di kesempatan berikutnya, Jobs juga mengakui jasa-jasa Microsoft (khususnya Gates) dalam membangun kerajaan Apple-nya. “Kami membutuhkan hampir semua bantuan untuk membangun Apple. (Bantuan tersebut) salah satunya (datang dari) Gates.”
Namun, pertemanan tersebut sama sekali tidak terlihat di tahun 1988. Pada tahun tersebut, Apple sempat menuntut Microsoft berkaitan dengan pelanggaran hak cipta. Isi tuntutannya kira-kira berisi tentang bagaimana sistem operasi yang dibuat oleh Microsoft begitu mirip dengan sistem operasi Apple.
Kasus ini berawal dari persetujuan Apple untuk memberikan sebagian izinnya kepada Microsoft untuk menggunakan Graphical User Interface-nya (GUI) di Windows 1.0. Namun ketika Microsoft membangun Windows 2.0 dan menambahkan beberapa elemen GUI yang ada di Macintosh, Apple langsung menuntut Microsoft atas pelanggaran hak cipta. Lalu saat Microsoft merilis Windows 3.0, Apple kembali menambahkan daftar tuntutannya.
“Bill adalah orang yang tidak memiliki imajinasi,” sentil Jobs, seperti yang tertulis di dalam buku biografi resmi terakhirnya. “Ia tidak pernah menemukan atau membuat sesuatu. Maka dari itu, ia lebih nyaman bergerak di bidang kemanusiaan daripada dunia teknologi.”
Namun sepanas apa pun persaingan yang terjadi di antara Apple dan Microsoft, nyatanya tidak begitu mempengaruhi relasi di antara Steve Jobs dan Bill Gates. Ada rasa hormat di antara kedua individu tersebut. Relasi keduanya tetap terjalin begitu hangat, bahkan hingga Steve Jobs tengah dirundung sakit.
“Steve adalah seorang jenius yang sangat luar biasa dan telah memberikan kontribusi yang sangat luar biasa di dunia yang saya tekuni,” ungkap Bill Gates, dikutip dari situs Telegraph. “Kami memiliki waktu-waktu yang spesial. Kami sempat berkolaborasi saat Macintosh pertama muncul, namun pada akhirnya kami bersaing. Personal computer yang saya kerjakan mendapatkan sambutan yang baik di pasaran, sampai lima atau enam tahun kemudian, Steve berhasil merenovasi Mac dan membangun iPhone serta iPad. Kami saling menikmati karya-karya kami.”
Bahkan semenjak Gates meninggalkan Microsoft untuk bergerak di bidang kemanusiaan melalui Bill and Melinda Gates Foundation, hubungan di antara kedua entrepreneur tersukses di dunia tersebut semakin hangat. “Steve dan saya bersama-sama membuat sebuah acara bersama. Kami sangat menikmati waktu ketika bertemu,” ungkap Gates dalam satu kesempatan.
Kini, Gates dan Jobs tak lagi bisa bertatap muka. Namun, persahabatan yang tertutup oleh persaingan keras di antara keduanya, tampaknya tidak akan berakhir begitu saja. Bahkan saat Jobs akan menutup mata untuk selamanya, Gates sempat mengirimkan surat terakhir kepada sahabat, sekaligus musuh utamanya.
“Saya menuliskan tentang seberapa besar Steve harus merasa bangga terhadap hasil-hasil karyanya, terutama perusahaan yang telah ia dirikan. Saya juga menuliskan tentang anak-anaknya yang saya kenal dekat,” ungkap Gates dalam satu kesempatan. “Tidak ada perdamaian di antara kami, karena kami tidak sedang berperang. Kami membuat produk-produik terbaik dan kompetisi adalah sebuah hal positif. Tidak ada yang perlu diampuni.”

0 comments:

Post a Comment