Free Music Sites
Free Music Online

free music at divine-music.info

Wednesday, July 3, 2013

Peneliti Ungkap Latar Belakang Genetis Bangsa Yahudi

Ilustrasi: Genetik. Analisis genetik menunjukkan bahwa di antara orang-orang Yahudi modern, populasi yang paling serupa secara genetis adalah mereka yang berasal dari Irak dan Iran. Yang lainnya menunjukkan lebih banyak DNA mereka berkaitan dengan kaum non-Yahudi Eropa dan Afrika Utara, yang mungkin menjelaskan mengapa banyak orang Yahudi yang memiliki nenek moyang di Eropa atau Suriah, berambut pirang atau mata biru. (foto: mailce)Studi paling komprehensif melacak nenek moyang Yahudi mendapati Yahudi tidak hanya tersebar dalam tradisi maupun hukum, tapi juga memiliki latar belakang genetis umum.
Dalam studi yang diikuti 200 Yahudi di beberapa kota di 3 negara yang berbeda, peneliti menemukan bahwa mereka semua berasal dari komunitas awal yang hidup pada 2500 tahun lalu.
Hary Ostrer dari New Tork University bersama tim melakukan studi ini menyamakan populasi Yahudi modern dalam satu bagian genetis yang menyebar di seluruh dunia. Alasan utama bahwa Yahudi terus melanjutkan kelompok genetis yang berbeda di seluruh dunia ialah eksklusivitas agama Yahudi yang membatasi pernikahan dari luar kepercayaan Yahudi.
Kolega Ostrer, Gil Atzmon dari Albert Einstein College of Medicine, Yeshica University, New York mengatakan bahwa tradisi agama dan pertukaran hukum yang dipahami Yahudi di seluruh dunia serta isolasi dari tetangga non-Yahudi membuat para Yahudi bertukar unsur genetis lebih banyak dengan satu sama lain daripada dengan orang non Yahudi.
Hukum Yahudi membuat non Yahudi sulit untuk mengkonversi. Masyarakat yang melakukan konversi mengharapkan dapat menghabiskan beberapa tahun mempelajari hukum tradisi dan Yudaisme.
Namun, kebanyakan orang Yahudi yang taat pasti menikahi Yahudi lainnya sehingga membatasi pencampuran genetik dengan populasi lainnya, meskipun di abad lalu sebagian masyarakat telah lebih menerima perkawinan di luar kepercayaan.
Atzmon dan rekan-rekannya mempelajari DNA dari 237 orang Yahudi dari New York, Seattle, Athena dan Roma yang mewakili Ashkenazi, Turki, Yunani, Italia, Suriah, kelompok Iran dan Irak. Mereka mencari kesamaan genetik di antara populasi kemudian membandingkannya dengan DNA dari 418 nonYahudi.
Dengan menggunakan analisis DNA, para penulis menelusuri nenek moyang semua orang Yahudi ke Persia dan Babel, wilayah yang kini merupakan bagian dari Iran dan Irak.
Pohon genetik menunjukkan bahwa antara 100 dan 150 generasi lalu - setara dengan 2500 tahun - penduduk awal terbelah dua, dengan setengah orang Yahudi tersebar ke Eropa dan Afrika Utara, setengah lainnya yang tersisa di Timur Tengah.
Hal ini terkait dengan laporan tentang pengusiran orang Yahudi ke pengasingan pada tahun 587 SM oleh raja Babylonia, Nebukadnezar.
Analisis genetik menunjukkan bahwa di antara orang-orang Yahudi modern, populasi yang paling serupa secara genetis adalah mereka yang berasal dari Irak dan Iran. Yang lainnya menunjukkan lebih banyak DNA mereka berkaitan dengan kaum non-Yahudi Eropa dan Afrika Utara, yang mungkin menjelaskan mengapa banyak orang Yahudi yang memiliki nenek moyang di Eropa atau Suriah, berambut pirang atau mata biru.
Tim menemukan jejak genetik dari periode konversi yang kuat pada Yudaisme saat masa Kekaisaran Romawi, di mana lebih dari 10% warga adalah Yahudi. Di antara orang Eropa nonYahudi modern, negara Italia, Sardinians dan Prancis merupakan wilayah di mana memiliki penduduk yang memiliki kemiripan paling besar dengan Yahudi modern, jelas penemuan ini seperti diberitakan dari NewScienctist.
Sedangkan menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya dengan kisah nabi Ibrahim AS.
Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot) (QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel.

Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani Israel.

Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasuki Kanaan, (Qur'an, 5:21).

Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara.

Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.

Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara Israel dengan ibukota Samarria dan Di Selatan Juda dengan ibukota Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah mulainya Diaspora.

63 SM Juda dan Israel jatuh ke tangan orangg Romawi dan tahun 70 berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan biara dan Juda. (fn/inl/li) www.suaramedia.com

Bobol Situs IAEA, Program Nuklir Israel Diretas Hacker

TEL AVIV - (Berita SuaraMedia) - Para peretas kelompok Hacker mengaku telah melumpuhkan puluhan situs lembaga negara dan bank papan atas milik Israel. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas serangan udara mematikan negara Yahudi itu di Gaza, Palestina baru-baru ini.
Situs Lembaga Negara dan Bank Milik Israel Diretas HackerBadan atom Persatuan Bangsa-Bangsa, IAEA, mengakui bahwa salah satu server komputernya telah diretas oleh satu kelompok anti-Israel.

IAEA mengatakan, satu kelompok yang awalnya tidak diketahui, bernama Parastoo, telah mem-posting rincian kontak lebih dari 100 ahli nuklir di website kelompok itu.

Parastoo meminta para ahli nuklir yang berada dalam daftar itu untuk mendatangani petisi yang meminta penyelidikan IAEA terhadap program senjata nuklir Israel yang belum terungkap, menurut Kanto Berita BBC dalam laporannya, Kamis.
IAEA sekarang sedang menyelidiki program nuklir kontroversial Iran. Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir namun tidak ada konfirmasi atau menolak hal itu di bawah kebijakan "ambiguitas strategis".

Juru bicara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Gill Tudor mengatakan bahwa IAEA "sangat menyesalkan publikasi informasi itu yang telah dicuri dari sebuah server lama".

Dia mengatakan, server telah ditutup beberapa waktu lalu dan para ahli telah berusaha menghilangkan "kemungkinan kerentanan" di dalamnya, bahkan sebelum server diretas.

"Tim tehnik dan keamanan IAEA terus menganalisis situasi dan melakukan segalanya yang mungkin untuk membantu memastikan tidak ada informasi lain yang rentan (telah dicuri)," katanya.

Arti lain Parastoo adalah Farsi, nama spesies burung walet dan sebuah nama untuk perempuan Iran.

Badan yang bermarkas di Viena itu mengatakan bahwa data yang dicuri menyangkut "rincian kontak terkait ahli-ahli yang bekerja dengan IAEA".

Nama-nama di dalamnya termasuk fisikawan universitas-universitas di Amerika Serikat, Inggris, Eropa dan Jepang serta peneliti di Badan Energi Atom Jepang, Laboratorium Nasional Los Alamos pemerintah AS dan Institut Riset Antariksa Rusia.

Seorang diplomat Barat dikutip kantor berita Reuters mengatakan, data yang dicuri diyakini tidak termasuk informasi yang berhubungan dengan pekerjaan rahasia yang dilakukan IAIE.

Israel, AS, dan negara-negara Barat lainnya menuduh Iran diam-diam berupaya mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang oleh Teheran dengan tegas dibantah.

Awal bulan ini, IAEA mengatakan bahwa Iran siap menggandakan produksi di fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordo.

Dalam sebuah laporan, badan itu mengatakan tidak bisa menyimpulkan bahwa semua bahan nuklir di Iran untuk kegiatan damai. (rp/sm)